NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 11 Februari 2017 (Prediksi tanpa Isi)
Kang Maman – Prediksi tanpa Isi
Dengan bermodalkan tiga paslon yang memiliki nama-nama bermakna baik, kata Ronal, semoga siapa pun pemenangnya, bisa membawa tiga hal yang merupakan gabungan dari nama ketiga pasangan yang berlomba dalam ajang demokrasi di ibu kota tercinta ini.
Jadi, siapa pun yang terpilih, semoga menjadikan Jakarta sebagai kota di mana sejuta asa(Anies-Sandi) bisa diwujudkan, menjadi kota yang semakin kuat laksana baja (Basuki-Djarot) dalam menghadapi segala tempaan, dan menjadi kota yang punya sejuta manfaat laiknya asi (Agus-Sylvi) bagi warganya dan juga bagi negeri tercinta. Dituntut kebesaran hati untuk menerima hasil dari proses demokrasi bernama pilkada itu.
Dan kebesaran hati, salah satu wujudnya adalah dengan tidak menyebar fitnah. Barang siapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya.
Dan terhadap tukang fitnah, memaafkan adalah kemenangan terbaik. Dan kalaupun mau balas dendam terhadap tukang fitnah, pemimpin yang baik melakukan balas dendam terbaik adalah dengan memperbaiki dirinya sendiri. [segmen 2]
***
Tadi Mas Andika bilang, pemimpin bukan diukur dari umur dan juga garis keturunan.
Di atas segala prediksi Suhu Yo dan Ki Prana, yang paling utama adalah: semoga yang terpilih adalah pemimpin yang punya isi, bukan soal umur.
Dan di atas segala ramalan, yang jauh lebih penting adalah penggal dari kata ‘ramalan’ itu. Siapa pun yang terpilih, jangan lupa beramal. Dan wujud amal seorang pemimpin terpilih adalah: jika berkata tidak bohong, jika berjanji tidak ingkar, dan jika diberi amanat tidak khianat. [segmen 4]
***
Siapa pun yang terpilih memimpin Nanggroe Aceh Darussalam, Bangka Belitung, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat, Banten, atau DKI, dari segmen 1 sampai segmen 5 kita bisa dapat poin untuk selalu mengingat tujuh nasihat Rumi:
1. Dalam hal kedermawanan, pemimpin harus seperti sungai: mengalir tak henti dan tak pernah mengharap kembali.
[2.] Dalam soal kasih sayang dan berkah, jadilah seperti matahari: memimpin, memberi kehangatan kepada siapa saja tanpa membedakan lawan atau kawan—kata Kang Denny tadi.
[3.] Dalam menutupi aib orang, jadilah seperti malam: menutupi rapat-rapat tanpa pernah membocorkan.
[4.] Dalam keadaan marah dan murka, jadilah seperti orang mati: diam dan jangan lakukan apa pun agar tak menyesal di kemudian hari.
[5.] Dalam soal kesederhanaan dan kerendah-hatian, jadilah seperti bumi: selalu menempatkan diri di bawah dan meninggikan yang lain.
[6.] Dalam soal toleransi, jadilah seperti laut: berlapang dada selapang-lapangnya, siap menampung pandangan yang berbeda.
Dan terakhir, kata Rumi [7.] Tampillah seperti diri sejatimu: hiduplah sepenuh integritas, sama lahir dengan batin.
Karena pemimpin
tak boleh bertopeng. (Maman Suherman)
Comments
Post a Comment