NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 12 Februari 2017 (Traveling bikin Otak Bening)
Kang Maman – Traveling bikin Otak Bening
Persis seperti yang diucapkan para traveler tadi, teringat pada Junko Tabei, perempuan pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak Everest, 8.848 meter di usia 36, yang juga sekaligus perempuan pertama di dunia yang menaklukkan puncak-puncak tertinggi di setiap benua yang kita sebut “Seven Summits”.
“Begitu memutuskan berjalan, saya tidak akan pernah lagi ingin berhenti mendaki—dan tidak pernah akan berhenti—bahkan ketika saya telah melihat orang-orang tewas dalam kecelakaan di gunung.” “Tentu saja,” lanjutnya, “setiap kali hal itu terjadi sangat mengejutkan, tetapi hal tersebut tidak akan pernah menghentikan langkah saya untuk mendaki.”
Hidup adalah perjalanan menuju pulang. Dan kita baru akan berhenti jika betul-betul telah berpulang—seperti Junko Tabei, baru betul-betul berhenti berjalan pada 20 Oktober 2016 di usia 77 karena kanker peritoneum. Jadi, yang bisa menyetop perjalanan seseorang adalah dirinya sendiri saat sudah menemukan tanda titik.
Dan, untuk Mas Jarwo:
Perhatikan senyum si kecil: Bahagia bukan di rumah, tetapi di hati—dalam pelukan ayah dan ibunya. [segmen 2]
***
Travelingbikin otak bening. Kata kunci dari tujuan perjalanan tadi terdengar adalah: menemukan kebahagiaan dan makin dekat dengan-Nya.
Dan pelajaran terpenting yang bisa dipetik dari para pendaki, pejalan, dan pengelana—entah yang nomaden maupun yang sosialita—tergambar dari ucapan seorang penulis sekaligus pejalan, dalam bukunya “Titik Nol” – Agustinus Wibowo:
“Semangat yang meredup lebih membunuh daripada fisik yang remuk redam.” [segmen 3]
***
Semua pendaki sejati pasti tahu tiga kode etik pendakian: [1] Jangan mengambil apa pun kecuali gambar, [2] jangan meninggalkan apa pun kecuali jejak kaki, dan [3] kill nothing but time (jangan membunuh apa pun kecuali waktu).
Kalau sudah sampai membunuh, bahkan membunuh sesama, ia tak cuma bukan petualang sejati, tapi juga manusia yang tak punya hati.
Jadi, duka dan doa kami untuk seluruh keluarga dan korban.
Dan, terakhir:
Liburan yang terindah itu, lihat kata ‘libur’, hilangkan huruf ‘l’, hilangkan huruf ‘r’. Libur terindah adalah kembali ke pangkuan ibu, ke dalam pelukan ibu. Dan kalau kamu selalu mengingat ibu, kamu tak akan pernah membunuh anak ibu. (Maman Suherman)
Comments
Post a Comment